El World Mosquito Program sedang bekerja di Bali untuk melindungi masyarakat dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, Zika, chikungu dan demam berdarah amarilla.
Pada tahun 2023, World Mosquito Program mulai bekerja di Denpasar dan Buleleng, untuk memerangi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. El World Mosquito Program (WMP) dan Pemerintah Bali, dengan dukungan dari Pemerintah Australia dan Fundación de la Familia Gillespie, telah menyatukan kekuatan untuk memberantas demam berdarah di Bali dengan menggunakan teknologi. Wolbachia. Selama beberapa dekade, demam berdarah telah menyerang masyarakat Bali, sistem kesehatan dan ekonominya. Pada tahun 2020, Bali, dari semua provinsi di Indonesia, memiliki insiden demam berdarah paling tinggi dengan sekitar 270 kasus per 100.000 penduduk.
WMP telah bekerja di Indonesia sejak tahun 2014, melindungi lebih dari dua juta orang dari demam berdarah dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk, di Yogyakarta, di wilayah Sleman dan Bantul. Hasil penelitian yang dilakukan oleh WMP pada tahun 2018-2020 di Yogyakarta memberikan bukti yang meyakinkan bahwa Wolbachia berfungsi.
WMP dan masyarakat - Kementerian Kesehatan Indonesia dan pemerintah Bali, dengan dukungan masyarakat setempat - akan melakukan pembebasan nyamuk Wolbachia di daerah-daerah yang paling banyak terjangkit demam berdarah di provinsi Denpasar, di bagian utara dan Buleleng, di bagian timur. Pembebasan ini akan memberikan manfaat bagi lebih dari satu juta orang.
Perhatian khusus tentang Wolbachia antara komunitas lokal dan persiapan untuk pembebasan nyamuk akan dimulai pada pertengahan tahun 2023. Diharapkan akan ada lebih banyak lagi pembebasan di seluruh wilayah Bali, antara tahun 2023 dan 2025, untuk melindungi sekitar tiga juta orang dari demam berdarah dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk.
Sebuah studi pada tahun 2020 memperkirakan bahwa pembasmian nyamuk Wolbachia untuk mengendalikan demam berdarah akan menjadi intervensi yang sangat efektif di Bali. Berdasarkan model ini, diharapkan bahwa pembebasan nyamuk di Denpasar dan Buleleng dapat mencegah lebih dari 35.000 kasus demam berdarah per tahun dan lebih dari satu juta kasus - termasuk 80.000 rawat inap - dalam kurun waktu 15 tahun. Hal ini menghasilkan perkiraan kerugian sebesar US$ 25 juta untuk biaya kesehatan selama 15 tahun, berdasarkan perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk menangani demam berdarah di Indonesia.