Setelah melakukan penelitian laboratorium untuk memeriksa dampak Wolbachia pada virus demam berdarah dan chikungunya di Kiribati, kami melibatkan masyarakat untuk menjelaskan metode Wolbachia kami. Pada tahun 2019, kami mendapatkan penerimaan dari masyarakat dan kami melepaskan Wolbachia nyamuk di Tarawa Selatan dan Betio.
Kami sekarang secara ketat mengevaluasi tingkat Wolbachia dalam populasi nyamuk dan dampak dari Wolbachia terhadap penularan demam berdarah dan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Setelah penandatanganan perjanjian proyek pada tahun 2017 antara Monash University dan Pemerintah Kiribati, proyek ini telah bekerja sama dengan masyarakat untuk menjelaskan cara kerja metode Wolbachia dalam mencegah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Keterlibatan masyarakat merupakan bagian penting dari proyek ini. Kami perlu terhubung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, pengalaman, usia, dan kemampuan untuk mengakses informasi. Jadi, pada awal tahun 2018, kami bekerja melalui media sosial dan media tradisional untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Di Tarawa Selatan dan Betio, penerimaan masyarakat terhadap proyek ini (sebelum pelepasan nyamuk) mencapai 97 persen.
Kami telah melepaskan Wolbachia nyamuk dari pertengahan 2018 hingga pertengahan 2019 dan saat ini kami sedang mengumpulkan data mengenai kejadian demam berdarah dan chikungunya di wilayah yang dilepaskan.
Masyarakat dengan antusias mendukung proyek ini di Tarawa Selatan dan Betio, dengan hampir 3.750 relawan yang membantu melepaskan nyamuk, menjadi tuan rumah perangkap nyamuk, dan mempromosikan proyek ini.