Andri Kuswanto mengajak para pemuda di Bangirejo untuk belajar menggambar dan pintar membuat mural yang kini menghiasi dinding kampung mereka. Mural ini juga memiliki tujuan utama untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang nyamuk Wolbachia dan pembebasannya di Yogyakarta, Indonesia.
World Mosquito Program menyelenggarakan sebuah mural yang lebih tinggi dengan para remaja yang berkolaborasi dengan seniman mural lokal Aditya Arya Wibowo. Setelah selesai, Andri, yang memimpin sebuah kelompok lokal, menggerakkan para remaja di daerahnya.
"Saat kami melukis mural, ada banyak sekali nyamuk: Nyamuk jenis apa ini dan mengapa nyamuk tersebut menggunakan logo "W"? Kami akan menjelaskan kepada mereka tentang pentingnya mencegah demam berdarah dengan nyamuk. Wolbachiakata Andri. "Banyak yang datang untuk mengambil foto selfie".
Pada awalnya, masyarakat Bangirejo sedikit khawatir tentang pembebasan nyamuk dengan Wolbachia. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya partisipasi masyarakat, seperti para penikmat mural, orang-orang mulai tertarik dengan metode yang ditawarkan oleh para penerima manfaat. Wolbachia dari World Mosquito Program. Pembebasan nyamuk ini terjadi karena adanya kesepakatan yang baik dengan masyarakat dan dukungan dari pemerintah.
Setelah mendapatkan hasil dari uji coba di Yogyakarta, saat ini kami sedang merealisasikan sebuah studi efektifitas di skala besar untuk mengevaluasi dampak dari metode ini Wolbachia dalam penularan demam berdarah.
Masyarakat (anak-anak dan remaja, wanita dan pria) dan para pekerja lokal sangat mendukung proyek mural ini, begitu juga dengan peralatan yang digunakan untuk melukis dan mewarnai. Mereka juga menyumbangkan makanan, minuman dan lukisan kepada para seniman dan para pendukungnya.
"Warga saat ini merasa aman dari demam berdarah. Program ini telah diinformasikan dengan baik kepada masyarakat dan program ini dapat dipertahankan," kata Sri Winantri Purnomo Edi, Ketua Rukun Warga di Bangirejo.
"Senang dengan bos dan pemborong mural. Saya ingin menulis lebih banyak lagi dalam grafiti, tetapi terkadang saya senang berekspresi dan menciptakan sesuatu dengan teman-teman saya, dan bekerja sama dengan World Mosquito Program", kata Aditya Arya Wibowo. "Ini adalah sebuah karya yang didasari oleh seni".
"Di Yogyakarta, hampir semua vila memiliki mural, maka untuk berkomunikasi dengan masyarakat kami membuat mural di Bangirejo; tiga remaja di vila tersebut bertemu dengan seniman mural agar mereka juga dapat membuat mural," ujar Dedik Helmy Yusdiana, Spesialis Partisipasi Masyarakat dari World Mosquito Program.
Yusdi mengorganisir pertemuan-pertemuan untuk berhubungan dengan para pemimpin masyarakat, seperti tokoh-tokoh pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan para remaja.
World Mosquito Program se kompromi untuk meningkatkan kapasitas komunitas lokal di seluruh dunia dalam mengurangi jumlah penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Di komunitas lokal, kami peka, mengumpulkan informasi tentang proyek ini, berkonsultasi dengan cara terbaik untuk melaksanakannya di tingkat lokal dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendukung pelaksanaannya.
Ketahui lebih lanjut tentang pekerjaan kami di Indonesia.