Grupo de Referencia Comunitaria - Sebuah studi kasus | World Mosquito Program Loncat ke konten utama

Grupo de Referencia Comunitaria - Sebuah studi kasus dari Yogya

Dalam setiap kegiatan partisipasi masyarakat, beberapa pengungkapan terbaik dari proyek ini muncul dari berbagai perspektif yang menarik perhatian masyarakat dalam semua amplitudonya. Hal ini diterapkan di WMP dengan membentuk grup referensi komunitas (GRC) untuk mengawasi kegiatan partisipasi, seperti yang dijelaskan dalam Modelo de Aceptación Pública, panduan kami untuk partisipasi.

Grupo de Referencia Comunitaria en Yogya

Kelompok referensi komunitas di Yogyakarta dibentuk untuk membahas tentang lembaga perwakilan masyarakat yang ada di setiap daerah pedesaan dan perkotaan. Lembaga Perwakilan Masyarakat Desa dan Kelurahan (LPMD atau LPMK): Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan. LPM dibentuk di tingkat kelurahan dan terdiri dari 10-20 orang anggota per kelurahan yang dipilih setiap 5 tahun sekali.

LMP bekerja sama secara langsung dengan pemerintah daerah dalam merumuskan prioritas di tingkat daerah, meningkatkan partisipasi dan perencanaan, serta melaksanakan program-program pengembangan.

Mereka tidak berfungsi sebagai pejabat, tetapi menerima insentif dari pemerintah antara 15 dan 50 AUD per bulan, tergantung pada posisi mereka dalam struktur.

Jika anggota LPM tidak cukup banyak, maka dibentuklah kelompok-kelompok masyarakat lain seperti kelompok ibu-ibu (PKK) atau kelompok remaja (Karang Taruna).

Peran Sus

El WMP dari Yogyakarta membentuk sebuah kelompok rujukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai sosial yang penting, membahas masalah-masalah potensial yang dapat mempengaruhi hubungan antara masyarakat dengan proyek dan solusi yang memungkinkan. Selain itu, kami juga melakukan penilaian tentang kegiatan partisipasi di masa depan yang dapat mengkonkretkan proyek dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat. Namun demikian, ini bukanlah sebuah organisasi pengambil keputusan, melainkan dengan peran penilaian.

Selama proyek ini berjalan, para anggota grup ini tidak lagi diminta untuk menjadi anggota komunitas lain. 

Bagaimana kita bisa terlibat?

Proyek ini dimulai dengan serangkaian proses konsultasi untuk merumuskan cara terbaik dalam melibatkan komunitas, seperti mencari dan menanggapi setiap informasi yang disampaikan oleh mereka. Proyek ini membangun mekanisme untuk berkomunikasi dengan mereka melalui reuni dengan cara dan pertukaran informasi melalui grup Whatsapp. Pekerjaan LPM didasarkan pada kesukarelaan; menerima sedikit tugas untuk dibayar (sekitar 5-10 AUD) hanya dengan membantu reuni yang diselenggarakan oleh WMP.

El Estudio de Caso

Sebagai catatan, semua pembebasan di Yogya tidak dianggap sebagai intervensi kesehatan masyarakat, melainkan sebagai investigasi. Fase pertama investigasi dilakukan di Kabupaten Bantul dan Sleman, melibatkan sekitar 9.000 anggota masyarakat, dengan tujuan untuk mengevaluasi pembentukan Wolbachia di wilayah Aedes Aegypti.

Pada tahap berikutnya, investigasi yang dilakukan di kota Yogya, bertujuan untuk meningkatkan efektivitas para Aedes aegypti yang terinfeksi dengan Wolbachia dalam mengurangi insiden demam berdarah dalam suatu kejadian luar biasa. Sebagai sebuah penelitian, kami membutuhkan persetujuan dari masyarakat.

Pada tahun 2013, di Sleman, kami berhasil memperoleh lebih dari 90% persetujuan individu. Selama persiapan proyek, GRC memainkan peran penting dalam mengupayakan cara-cara untuk meyakinkan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Ketika kami memiliki sejumlah kecil rumah yang ingin dibebaskan, para anggota GRC melakukan asesmen dan memfasilitasi percakapan dengan masyarakat. Kami memutuskan untuk tidak membebaskan nyamuk di rumah-rumah yang memiliki tempat penampungan, sementara pada waktu yang sama kami melanjutkan pembebasan di daerah di mana penduduknya memberikan dukungan. 

Selanjutnya, pada tahun 2014, proyek ini mendirikan GRC di Bantul, area kedua dari proyek percontohan WMP. Berbeda dengan di Sleman, persetujuan yang diterapkan di Bantul membutuhkan tingkat kolektif (grupo barrial/RT).

Setelah menyelesaikan proyek di Sleman dan Bantul, proyek ini diperluas ke kota Yogya dan mencapai lebih dari satu juta rumah pada tahun 2016. Proyek ini membangun 47 GRC untuk seluruh kota Yogya di tingkat Kelurahan. Selain itu, juga dilakukan pendampingan terhadap LPMK yang sudah ada. Dalam tahap ini, kami harus mendapatkan persetujuan kolektif untuk tingkat Kelurahan sebagai bentuk dukungan masyarakat untuk pelaksanaan proyek. Arah dari Kelurahan kami meminta agar kami menyampaikan surat persetujuan yang diinformasikan oleh LPMK atas nama masyarakat. Sebelum persetujuan, kami mengadakan serangkaian konsultasi untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan keputusan yang tepat.

Tidak lama setelah itu, LPMK berpartisipasi dalam pemilihan masyarakat umum untuk area kontrol dan intervensi dari sistem pengendalian dan pengendalian udara (ECA). LPMK juga membantu kami untuk mengkomunikasikan hasil pemilihan kepada masyarakat dengan menggunakan media sosial kami.

Grup-grup referensi komunitas di Yogyakarta adalah kelompok-kelompok yang unik dan mengadopsi praktik-praktik perwakilan komunitas yang ada dalam konteks lokal untuk menciptakan kelompok-kelompok baru. Tanpa partisipasi masyarakat dan keterlibatan LPM, mustahil proyek ini dapat berjalan dengan baik, membebaskan nyamuk dari masyarakat. 

 

Kami terus meningkatkan upaya kami di tingkat dunia dalam memerangi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.