Pada tahun 2016, kami melakukan penelitian "eksperimental-Quasi" di Yogyakarta, Indonesia, untuk mengoptimalkan metode penyebaran Wolbachia secara besar-besaran dan mengevaluasi dampak dari metode kami Wolbachia terhadap kejadian demam berdarah. Demam berdarah merupakan masalah besar di Indonesia, dengan jutaan kasus yang terjadi setiap tahunnya.
Cameron Simmons adalah Direktur Evaluasi Dampak di WMP. "Hasil dari uji coba yang dilakukan di awal tahun ini Wolbachia bersama dengan siklus epidemi demam berdarah di Yogyakarta menjadi bukti nyata untuk melaksanakan uji coba pragmatis dan uji coba eksperimental pemanfaatan kesehatan masyarakat dengan metode WMP".
Untuk melaksanakan penelitian ini, kami memilih dua lokasi di beberapa kota, yang dapat dibandingkan dalam hal karakteristik sosiodemografi dan kejadian demam berdarah. Di salah satu wilayah, berkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat, nyamuk-nyamuk yang dibawa oleh Wolbachia dibebaskan setiap dua semester selama enam bulan pada tahun 2016-17. Area lain dari "pengendalian" dilanjutkan dengan metode pengendalian demam berdarah secara rutin.
Ambil dokumennya sekarang juga.
Wolbachia dilakukan secara cepat dan berkelanjutan dalam pemberantasan sarang nyamuk di daerah bebas jentik. Kami menggunakan data tentang jumlah kasus demam berdarah yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, baik di daerah bebas maupun daerah kontrol, untuk mengevaluasi dampak dari penyebaran informasi dari Wolbachia terhadap kejadian demam berdarah.
Hasilnya sangat luar biasa. Insiden demam berdarah menurun hingga 76 persen di daerah pembebasan 30 bulan setelah pembebasan nyamuk, dibandingkan dengan daerah kontrol dan dengan kecenderungan historis.
Anda dapat melihat dokumen ilmiah tentang studi eksperimental kami di sini.
Sebuah proyek pembangunan pabrik pengolahan bijih besi sedang berlangsung di Yogyakarta dengan hasil yang sangat memuaskan pada akhir tahun ini. ¡Tunggu kabar terbaru dari kami!