Makalah ini menjelaskan epidemiologi demam berdarah di kota Yogyakarta, Indonesia, sebagai pendahuluan untuk mengimplementasikan uji coba acak kelompok Wolbachia untuk biokontrol penularan arboviral. Catatan surveilans menunjukkan bahwa pasien rawat inap yang didiagnosis dengan demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue sebagian besar terdiri dari anak-anak/remaja. Mayoritas (68%) anak-anak berusia 1-10 tahun memiliki antibodi yang mengindikasikan adanya paparan dengue di masa lalu. Hasil ini menunjukkan tingginya tingkat penularan demam berdarah di Yogyakarta. Survei mobilitas menunjukkan bahwa anak-anak usia 1-10 tahun menghabiskan sebagian besar waktu siang hari di rumah. Temuan dari penelitian deskriptif ini menginformasikan desain uji klinis untuk mengukur dampak metode pengendalian vektor baru dengan menyediakan data dasar tentang kejadian penyakit dan mengidentifikasi subpopulasi untuk rekrutmen ke dalam studi prospektif infeksi virus dengue dan penyakit.
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang World Mosquito Program dan metode Wolbachia kami yang berkelanjutan dan berbasis alam?
Jadilah bagian dari perjalanan kami untuk melindungi kehidupan jutaan orang.
Berlangganan buletin kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang kemajuan global dalam memerangi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.