Tanggal terbit: 11 November 2019
Andri Kuswanto membantu anak-anak muda di Bangirejo untuk belajar merancang dan melukis mural yang kini menghiasi tembok kampung mereka. Mural ini juga memiliki tujuan yang serius dalam menginformasikan kepada masyarakat tentang Wolbachia tentang nyamuk dan pelepasannya di seluruh Yogyakarta, Indonesia.
World Mosquito Program menyelenggarakan lokakarya mural bersama anak-anak muda yang berkolaborasi dengan seniman mural lokal, Aditya Arya Wibowo. Setelah lokakarya, Andri yang mengetuai kelompok rukun warga setempat, menggerakkan anak-anak muda di daerahnya.
"Ketika mural sedang dilukis, ada banyak pertanyaan dari orang-orang yang lewat: nyamuk jenis apa ini dan mengapa nyamuknya memakai logo 'W'? Kami dapat berbicara dengan mereka tentang pentingnya mencegah demam berdarah dengan Wolbachia nyamuk," kata Andri. "Banyak yang berhenti untuk berswafoto."
Awalnya masyarakat Bangirejo agak skeptis dengan pelepasan Wolbachia nyamuk. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya keterlibatan masyarakat seperti lokakarya di sekitar mural, masyarakat menyadari manfaat yang ditawarkan oleh metode World Mosquito ProgramWolbachia metode ini. Pelepasan nyamuk hanya dimulai setelah keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dan mendapat persetujuan dari pemerintah.
Menyusul hasil yang menggembirakan dari uji coba awal di Yogyakarta, sebuah studi efikasi berskala besar untuk mengevaluasi dampak metode Wolbachia terhadap penularan demam berdarah sedang berlangsung.
Masyarakat - tua dan muda, wanita dan pria - dan pejabat setempat sangat mendukung proyek mural ini, hingga beberapa tim telah menggambar dan mewarnai. Makanan, minuman dan cat juga telah disumbangkan kepada para seniman dan pendukungnya.
"Masyarakat sekarang merasa aman dari demam berdarah. Masyarakat telah mendapatkan informasi yang cukup tentang program ini dan program ini berkelanjutan," ujar Sri Winantri Purnomo Edi, Ketua Rukun Warga di Bangirejo.
"Saya membantu membuat sketsa dan membuat konsep mural. Saya dulu lebih suka membuat grafiti, tapi saya selalu senang mengekspresikan diri dan menciptakan sesuatu dengan teman-teman saya, dan berkolaborasi dengan World Mosquito Program," kata Aditya Arya Wibowo. "Ini adalah lingkungan yang berbasis seni."
"Di Yogyakarta, hampir setiap desa memiliki mural, jadi untuk menjangkau masyarakat, kami menawarkan untuk mendukung mural di Bangirejo - tiga anak muda dari desa tersebut dilatih oleh seniman mural sehingga mereka dapat melukis mural sendiri," kata Dedik Helmy Yusdiana, Spesialis Pelibatan Masyarakat dari World Mosquito Program.
Yusdi menyelenggarakan lokakarya untuk melibatkan para tokoh masyarakat, seperti ibu-ibu PKK dan para pemuda.
World Mosquito Program berkomitmen untuk memperkuat kapasitas masyarakat lokal di seluruh dunia untuk mengurangi ancaman penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Di komunitas lokal, kami meningkatkan kesadaran, memberikan informasi tentang proyek, berkonsultasi tentang cara terbaik untuk melakukannya secara lokal, dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung implementasi.
Pelajari lebih lanjut tentang pekerjaan kami di Indonesia.